Dalam melakukan ibadah wajib sebagaimana halnya puasa Ramadlan, niat tidak boleh dirangkap. Demikian pula tentu dalam hal mengqadla puasa Ramadan. Karena qadla puasa (Ramadlan) hukumnya wajib, maka niatnya pun tidak boleh dirangkap.
Kaidah ini (tidak boleh merangkapkan niat) berlaku dalam ibadah apa saja, baik antara wajib dengan sunat, antara wajib dengan wajib, dan antara sunat dengan sunat. Hanya saja ada beberapa ibadah tertentu, menurut sebagian ulama, boleh dirangkap niatnya. Seperti seorang yang mandi junub pada pagi hari Jum'at, boleh merangkapkan niatnya dengan mandi Jum'at. Orang yang haji boleh merangkapnya dengan niat 'umrah. Salam dari salat sambil meniatkannya salam kepada orang lain di dekatnya. Dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar